petilasan wisata indonesia majapahit mojokerto mojopahit kejawen sejarahindonesia selebgramindonesia cagarbudaya follow latepost cirebon prabusiliwangi sejarahcirebon situs ajianjakarta akusukasejarah cirebonhits guasunyaragi guasunyaragicirebon gunungjati kesepuhan kesepuhancirebon mbahkuwucirebon pakarkejawen sejarah selebgram situssejarah wisatareligi sepi
Reposted from @gogotmahatma_addis_bltr - °
°
Refreshing
SUNMORI deket2an (Lagiiiiiii)
Mumpung nyantaiii...✌️
Wisata Rambut Monte
Krisik Gandusari Kab. Blitar
°
With temen2
Helmet Lovers Blitar (HLB)
@helmetloversblitar_
Team Bacod (BCD)
@teambacod
Bikers Blitar
@bikersblitar_
°
#blitar #blitarhits #sunmory #rambutmonte #petilasan #nature #wisata #ADDISNATUREsupplement #brandambassador #addisnatureteam #binaraga #bodybuilderlife #bodybuilder #bodybuilderlifestyle #motorcycle #helmetlovers #arai #sharkhelmet #safetyriding #kawasaki #adidas - #regrann
Situs Taman Kera dan Petilasan Sunan Kalijaga
Juru Kunci Taman Kera dan Petilasan Sunan Kalijaga, Raden Edi, menceritakan bahwa Petilasan Sunan Kalijaga merupakan bukti bahwa tanah Cirebon sempat disinggahi. Menurut buku sejarah atau babad yang ada pada dirinya, Sunan Kalijaga sebelumnya menyebarkan agama Islam di Demak terlebih dahulu sebelum datang ke Cirebon. Sehingga, sudah ada sekitar 120 petilasan Sunan Kalijaga yang berada di sejumlah daerah.
Di Cirebon, Sunan Kalijaga berdakwah selama puluhan tahun. Petilasan Sunan Kalijaga merupakan tempat tinggal dan persitirahatan Sunan Kalijaga saat berdakwah di Cirebon. Petilasan itu berisi tempat tidur lengkap dengan kelambu.
Kemudian, ada juga bangunan dengan ukuran sekitar 2x2 meter yang merupakan Sumur Wasiat Sunan Kaljaga, guna menyambut para pengunjung atau peziarah yang datang sebelum masuk ke petilasan Sunan Kalijaga. Situs tersebut sudah ada sekitar abad 17-an.
Sebelum menuju situs, pengunjung bakal melewati Taman Kera terlebih dahulu yang berisi puluhan kera berekor panjang. Konon katanya, kera-kera tersebut merupakan santri Sunan Kalijaga yang dikutuk. Hal tersebut dikarenakan mereka merupakan para santri yang munafik, di depan gurunya terlihat nurut, tapi di belakang tidak.
Peristiwa berubahnya para santri menjadi kera ekor panjang itu terjadi pada hari Jumat. Saat itu, Sunan Kalijaga hendak mengajak para santri Salat Jumat berjamaah. Namun, saat dicek ternyata sejumlah santri tidak datang ke masjid. Ternyata, para santri yang tak nurut itu ditemukan sedang memancing di Sungai Cawang, lokasinya masih berada di kawasan petilasan.
Sunan Kalijaga kaget melihat kelakuan para santrinya itu. Dalam hati, beliau berbicara ternyata santrinya munafik. Kelakuannya seperti binatang. Terus, muncul ekor di tubuh para santri itu.
Hingga sekarang, kera di situs itu masih dipercaya sebagai jelmaan para santri yang dikutuk. Uniknya, jumlah kera di situs tersebut tidak pernah bertambah ataupun berkurang.
#cirebonheritage #heritagecirebon #petilasan #situssejarah #sunankalijaga #petilasansunankalijaga #kalijaga #sejarahcirebon #cagarbudaya #cirebon #kotacirebon
Ini adalah petilasan Pangeran Walangsungsang atau Pangeran Sapu Jagad atau Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu Cirebon. Petilasan ini berada di situs keramat Sindang Pancuran, Desa Sindang Laut, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, yang dulunya bernama Dukuh Awi, tempat dia bermusyawarah dan menyebarkan agama Islam.
Terdapat 17 petilasan di sini, termasuk petilasan Pangeran Sapu Jagad, yang bercampur dengan makam asli. Beberapa diantaranya adalah petilasan Syekh Nurjaman, Pangeran Sela Ganda, Pangeran Sela Rasa, Pangeran Sela Suara, Syekh Syaridin, Syekh Subakir, Syekh Lemahabang, Nyi Mas Pakungwati, Nyi Endang Geulis, dan lain-lain.
Karena saking banyaknya, Mimin cuma hapal yang satu ini milik Pangeran Sapu Jagad. Yang lainnya lupa milik siapa saja.
#cirebonheritage #heritagecirebon #sejarahcirebon #petilasan #pangeransapujagad #pangerancakrabuana #pangeranwalangsungsang #mbahkuwucirebon #cirebon #sindanglaut #sindangpancuran #lemahabang #kabupatencirebon #infosejarah #situssejarah
Situs Petilasan Keramat Panembahan Pasarean
Situs Petilasan Keramat Panembahan Pasarean merupakan salah satu tempat bersejarah peninggalan Kesultanan Cirebon, tepatnya pada masa Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah. Situs ini merupakan tempat petilasan Pangeran Pasarean dalam menyiarkan agama Islam, dan sebagai tempat untuk menjaga daerah perbatasan antara Kesultanan Cirebon dan Kerajaan Galuh.
Situs ini terletak di Kelurahan Gegunung, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, yang berbatasan langsung dengan sungai Cipager yang membelah wilayah Sumber. Saat ini, situs ini menjadi areal pemakaman dan kerap dikunjungi warga untuk berziarah.
Pangeran Pasarean atau Pangeran Muhammad Arifin adalah salah seorang putra Sunan Gunung Jati, yang lahir pada tahun 1405 M dari ibu Nyi Mae Tapa Sari atau Putri Ki Ageng Tepasan dari Majapahit. Sejak kecil sampai tumbuh remaja, beliau digembleng berbagai ilmu keagamaan.
Setelah dewasa, beliau sering menggantikan ayahnya dalam menjalankan tugas pemerintahan sehari-hari bila Sunan Gunung Jati berdakwah di daerah-daerah. Sehingga, beliau mendapat gelar Adipati Pangeran Pasarean. Salah satu tugas khususnya adalah membuat dan menjaga tapal batas Kasultanan Cirebon dengan Kerajaan Galuh.
Pangeran Pasarean berangkat menuju Gunung Ciremai sambil membawa senjata Cis, yang diiringi oleh para sesepuh dan sejumlah pengawal. Tiba di daerah Sumber, Pangeran Pasarean menemukan gunungan tanah, dan menggoreskan Cisnya yang konon sekarang menjadi sungai Cipager (ci = air, pager = batas). Daerah tersebut sekarang dikenal dengan nama Gegunung.
Tempat tersebut menjadi pusat penggemblengan pasukan Kesultanan Cirebon untuk menjaga daerah perbatasan. Selain itu, juga dijadikan sebagai tempat untuk pertemuan antara Pangeran Pasarean dengan utusan dari negeri seberang, untuk mendapatkan hasil keputusan yang memuaskan kedua belah pihak.
#cirebonheritage #heritagecirebon #sejarahcirebon #petilasan #pangeranpasarean #sunangunungjati #kesultanancirebon #cirebon #infosejarah #sejarah
Satu Suro adalah hari pertama dalam kalender Jawa di bulan Sura atau Suro di mana bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender hijriyah, karena Kalender jawa yang diterbitkan Sultan Agung mengacu penanggalan Hijriyah (Islam). Foto Kredit : #Petilasan #Resi #Mayangkoro
#suroan #satusuro #malamsuro #visitkediri #kedirilagi #kediri #petilasansriajijoyoboyo #SriAjiJoyoboyo #pamenang #wisatareligi #wisataspiritual #wisatabudaya
Kukusing dupa kumelun
Gawa dunga lan mantra
Mugya kita tansah pinaringan Slamet Basuki widada swaha
. .
Syirik itu tidak terletak pada bendanya, tapi apa yang engkau pikirkan tentang nya.
. .
: hanya ilustrasi semata.
Petilasan asyiaaap terletak diantara gunung Kawi dan gunung buthak
. .
#petilasan
#petilasanasyiaap
#kawi #gunungkawimalang
#kawimountain #buthakmountain
#gunungbutak2868mdpl #malang
#asyiapppppppppp
Reposted from @nissa_kh70 - Kekuatan cerita terpompa pada dergup kegigihanmu
Mengasah keabadian dalam cerita cinta, tahta, dan wanita
Mengayun masa ke masa agar memahami cerita diatas tanah Palombo dan kesetiaanmu
Banyak kenangan dan petilasan tertinggal lalu menjadi sebuah cerita terkemuka
Dimana jejakmu ?
Dimana pula cintamu ?
Terbungkus di langit ketika senja ? atau termuai dalam balutan tanah ?
Damar... Menerangi setiap langkah dari crita ke cerita .
.
.
Megaluh , Jombang
#bismillah
#assalamualaikum
#salambudaya#jombangkeren #jombangmbois #infojombang #jombangberiman #budayaindonesia #budayajombang
#sejarah #petilasan #damarwulan#jombangparadise #megaluhjombang #jombangawesome #eksplorejombang #jombangkusuka #explorejombang #jatim #jawatimur #jawatimurhits #ceritadunia #sejarahdunia #sajakliar #nulis #senja - #regrann
Collecter les statistiques #PETILASAN effectuez une recherche à l'obtention des statistiques (Aller à la sélection).