hakmnuipb2019 banggaberdonasi kabinetgotongroyong gotongroyong banngaberdonasi bemfebuia
*Bagaimana Hukum Menjawab Adzan Ketika Mengajar?* Menjawab azan merupakan sebuah kesunahan bagi umat Muslim ketika mendengarnya. Perintah ini terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat Abdullah bin ‘Amru bin ‘Ash:
إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ (رواه مسلم) “Ketika kalian mendengarkan orang yang azan, maka jawablah seperti halnya kalimat yang dikumandangkan olehnya.” (HR. Muslim)
Ketika seseorang sedang beraktivitas yang ada kaitannya dengan pembicaraan, sebaiknya untuk menghentikan pembicaraan sejenak demi mendengarkan dan menjawab azan yang sedang berkumandang.
Lalu bagaimana jika aktivitas yang sedang dilakukan adalah belajar-mengajar, apakah dianjurkan diam lalu beralih menjawab azan, atau memilih untuk melanjutkan belajar-mengajar dengan mempertimbangkan jika pelajaran diputus maka konsentrasi secara otomatis akan berpindah?
Sebagian ulama dalam hal ini berpandangan bahwa hal yang lebih diutamakan dalam keadaan demikian adalah berhenti dari aktivitas belajar mengajar guna mendengarkan dan menjawab azan. Pandangan demikian dilandasi karena kegiatan belajar mengajar adalah suatu ibadah yang dapat dilakukan kapan pun tanpa dibatasi oleh waktu, sedangkan menjawab azan adalah sebuah kesunnahan yang hanya berlaku ketika saat azan berkumandang saja. Sehingga, hal yang baik ketika dua hal ini terjadi secara bersamaan adalah memilih ibadah yang dilaksanakan berdasarkan batas waktu tertentu agar kesunnahan tidak menjadi hilang, dalam hal ini adalah menjawab azan.
Disampaikan oleh ustadzah @rahmiwidya.z
#KabinetGotongRoyong
#BanggaBerdonasi
#HAKMNUIPB2019
۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞ "Paling bodohnya manusia adalah seorang yang bertambah luas pengetahuannnya tentang kekuasaan Rahmat ALLAH. Namun ia semakin berani berbuat maksiat terhadap-Nya." [ Imam Al Haddad رحمه الله تعالى ]
#KabinetGotongRoyong
#BanggaBerdonasi
#HAKMNUIPB2019
Allah menciptakan rasa cinta dalam diri manusia, dan Allah pula yang menciptakan ketertarikan manusia pada lawan jenisnya. Oleh karena itu, Allah memberi petunjuk bagaimana seharusnya menjalin cinta dalam ikatan yang benar dan suci, yaitu dengan pernikahan.
Pernikahan adalah hal yang sangat penting. Saking pentingnya pernikahan, baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَمَا وَاللّهِ إِنِّي لأَخْشَاكُمُ اللّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ؛ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي
Artinya: “Ingatlah, demi Allah sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut dan paling taqwa kepada Allah, akan tetapi aku berpuasa, tidak berpuasa, aku sholat, aku tidur dan aku menikahi para wanita. Barang siapa tidak menyukai sunnahku, maka ia bukan termasuk dari golonganku.” (HR Bukhari)
Hanya saja ada yang lebih penting dari sebuah pernikahan,yakni niat yang ditanamkan ketika memulai pernikahan. Sebab, pada dasarnya hukum menikah adalah mubah yang tidak ada pahala di dalamnya. Namun pernikahan akan menjadi ibadah jika disertai niat yang baik semisal niat menjalankan sunnah, memejamkan pandangan (dari perkara yang haram) dan niat-niat sesamanya. Di dalam kitab al-Minhaj as-Sawi disampaikan:
ذكر الفقهاء رحمهم الله أنه يستحب أن ينوي المتزوج بالنكاح إقامة السنة وغض البصر – إلى أن قال – ونحو ذلك من المقاصد الشرعية لأن النكاح يكون عبادة بهذه المقاصد وأشباهها فيثاب عليه ثواب العبادات وإلا فهو من المباحات التي لا ثواب فيها كأن يكون قصده مجرد اللهو والتمتع أو تحصيل مال أو نحوه *lanjut di kolom komentar
Disampaikan oleh ustadzah @rahmiwidya.z
#KabinetGotongRoyong
#BanggaBerdonasi
#HAKMNUIPB2019
Apa sih kemuliaan ilmu itu ?
Semua orang telah bersepakat bahwa ilmu agama itu sangat bermanfaat. Syaikh Zarnuji dalam kitab ta'lim muta'allim menjelaskan, diantara kemulyaan ilmu yaitu:
1. al-Ilmu al-Mukhtash bil insaniyyah: Ilmu hanya khusus pada manusia
2. al-ilmu wasilatun ilal birri wat taqwa: Ilmu sebagai wasilah untuk berbuat baik dan taqwa
Allah akan memberikan kemulyaan kepada orang yang berilmu, seperti dicontohkan dalan Alquran. Malaikat diperintahkan untuk bersujud kepada Nabi Adam, setelah Allah mengajari nama-namaNya kepada Nabi Adam.
Selain itu, Allah juga akan memberikan Assa'adah Al-Abadiyyah, keberuntungan yang abadi, yaitu hadiah tingkatan surga surga dan bertemu Allah dengan mata di hari kiamat nanti.
Oleh ustadz @alfarisi_hamzah
#KabinetGotongRoyong
#BanggaBerdonasi
#HAKMNUIPB2019