medantourguide medantourism medantour sumateratrip wisataindonesia wisatakuliner wisatamedan wisatasumut medancitytour medanwisata samosir tripmedan parapat medanmusik berastagi tanahkaro indonesian visitmedan simalungun bandarbaru binjaikotaku kabanjahe pematangsiantarcity sidikalangcity tanahkarosimalem samosirisland samosirvisit sumutindah binjaisupermall danautobaview visitbukitlawang
Danau toba
Banyak beredar berita tentang danau toba,ada yang bilang masyarakatnya kurang ramah,danau tobanya tidak indah,jorok dll.
Sebagai pemandu wisata sumatera utara Aku akan coba jawab.
Masyarakat
Msyarakat lokal di sumatera utara sangat welcome dengan pendatang,walau ada juga sih yang agak judes namun namanya masyarakat tidak semua judes,tidak semua baik dimana pun berada.
Danau toba jorok?
Tergantung lokasi,kalau kalian memandang danau toba dari haranggaol di sana memang lokasi keramba ikan,namun coba deh lokasi lainnya masih banyak tempat indah dan spektakuler dengan view yang sangat menakjupkan.
Jadi kesimpulan nya
Orang tidak semua baik dan tidak semua jahat,pemandangan tidak semua indah tergantung lokasi.
Horas... #danautoba #sumatratour #medantourguide #sumatraguide
Asal Usul dan Kisah Kwan Im Tangan Seribu
Kwan Im Po Sat atau Guan Yin Phu Sa, sering disebut juga dengan Kwan Shi Im Po Sat atau Guan Shi Yin Phu Sa, yang sesungguhnya merupakan terjemahan secara harafiah dari bahasa Sansekerta :
Avalokitesvara Bodhisatva, yang memiliki arti :
- Avalokita (Koan / Guan / Koan Si / Guan Shi), berarti melihat ke bawah, mendengarkan ke bawah. Bawah disini bermakna ke dunia, yang merupakan suatu alam (lokita).
- Isvara (Im / Yin), berarti suara. Yang dimaksud adalah suara dari makhluk-makhluk yang menjerit atas penderitaan yang dialaminya.
Oleh sebab itu Kwan Im adalah Bodhisatva yang melambangkan kewelas-asihan dan penyayang. Di negara Jepang, Koan Im Po Sat terkenal juga dengan nama Dewa Kanon.
Sewaktu agama Buddha memasuki daratan Tiongkok, pada jaman dinasti Han, Avalokitesvara awal mulanya diperkenalkan sebagai sosok seorang pria. Dengan berjalannya waktu, dan juga karena pengaruh dari ajaran Tao dan Khong Hu Cu, maka menjelang era dinasti Tang, akhirnya Avalokitesvara ditampilkan sebagai sosok seorang wanita.
Dari pengaruh ajaran Tao, perubahan ini mungkin terjadi karena jauh sebelum mereka mengenal Avalokitesvara, mereka telah memuja dewi Tao yang biasa disebut ‘Niang-niang’. Karena adanya legenda puteri Miao Shan yang sangat terkenal, mereka memunculkan tokoh wanita yang disebut ‘Guan Yin Niang Niang’, sebagai pendamping Avalokitesvara pria. Lambat laut tokoh Avalokitesvara pria mulai dilupakan orang, dan sebaliknya tokoh Guan Yin Niang Niang menggantikan posisinya dengan sebutan Guan Yin Pu Sa.
Dari pengaruh ajaran Khong Hu Cu, mereka beranggapan bahwa kurang layak apabila kaum wanita memohon anak pada seorang dewata pria. Bagi para penganutnya, hal itu dianggap sebagai keinginan Koan Im sendiri untuk mewujudkan dirinya sebagai seorang wanita, agar ia dapat lebih leluasa menolong kaum wanita yang membutuhkan pertolongannya.
#medantour #sumaterautara #visitmedan #medantourguide