represi fakhrisinaamalia bookstagram bookstagramindonesia instanwedding regrann reviewbuku igbookreview bookreview youngadult asianwedding bali baliwedding bibliophile brideandgroom kebayaindonesia kebayamodern kendorbali oneweekonebook pernikahan prewedding preweddingphoto resepsi weddingbali weddingday weddingdeas weddingindonesia weddingjakarta weddingkendor weddingku cotiza
Ketika di umur yang masih muda dan Anna sudah berpikir ingin mengakhiri hidup.
Keinginan seperti ini yang sering menyedot stigma buruk dari orang sekitar. Karena tidak ada yang memahami apa yang terjadi di kepala kita selain kita sendiri.
Represi oleh Fakhirisina Amalia.
#fiksi
#buku
#bukugpu
#gramedia
#gramediapustakautama
#kutipan
#kutipanbuku
#represi
#fakhirisinaamalia
#quote
#bookquote
Lewat buku ini Fakhirisina coba menjabarkan dengan jujur bagaimana pengaruh orang di sekitar; orangtua, sahabat, dalam pribadi seseorang dan bagaimana mereka memandang dan mencintai kehidupan itu sendiri.
Represi oleh Fakhirisina Amalia. (silakan mention teman kalian yang mungkin jauh tapi selalu di hati)
#fiksi
#buku
#bukugpu
#gramedia
#gramediapustakautama
#kutipan
#kutipanbuku
#represi
#fakhirisinaamalia
#quote
#bookquote
Ada yang suka baca buku bertema sicklit (tokoh utamanya sakit, bisa fisik atau mental) atau mental illness (lebih menjurus ke penyakit mental)? Kalo ada, coba dong rekomen ke saya buku sicklit/mental illness favorit kalian apa. Saran buku luar maupun lokal diterima. NO SPOILERS, PLEASE. THANK YOU.
.
Jujur, saya sendiri baru benar-benar tertarik sama buku sicklit tahun ini. Emang sih dulu juga udah baca buku-buku sicklit (kayak The Truth About Forever-nya Orizuka yang sukses buat mata saya merah ), tapi tuh nggak pernah benar-benar naruh ketertarikan khusus kayak sekarang gitu lho. Saya pribadi jadi suka banget kalo nemu novel tentang penyakit mental gitu soalnya kesadaran saya terhadap penyakit mental semakin terbuka. Bukan berarti nggak suka novel bertema sicklit fisik yaaa, tapi sicklit fisik itu udah sering kita temuin dari zaman dulu (setidaknya dari zaman saya SMP udah nemu sicklit fisik) DAAAAN jarang banget ada yang ngebully tokoh yang punya penyakit fisik (maksudnya penyakit fisik tuh yang emang "keliatan" gitu ya penyakitnya. Yah, kalian ngertilah maksud saya ). Beda sama penyakit mental di mana penderitanya masih sering kena stigma negatif, dianggap remeh karena penyakitnya nggak keliatan (penderita penyakit mental biasanya berperang sama pikiran mereka sendiri makanya nggak benar-benar keliatan gejalanya), dan bahkan dianggap menakutkan. Namun apa pun penyakitnya (mental ataupun fisik), saya tetep suka. People who have an illness is to be supported, NOT to be bullied nor mocked. ❤
[ULASAN] ❝Kekuatan terbesar sering kali datang ketika kita sudah memaafkan dan menerima diri kita sendiri.❞ ―Represi, Fakhrisina Amalia
.
.
AKHIRNYAAA setelah agak-agak kena reading slump dari kemarin, saya berhasil menyelesaikan satu novel!
.
Represi bercerita tentang Anna yang hidupnya penuh luka. Saking menyakitkan dan tidak tertahankannya semua luka itu, ia memutuskan untuk bunuh diri.
.
Terdengar kelam? Yah, memang cukup kelam sih ceritanya. ☹ sepanjang cerita, pembaca disuguhkan alur maju-mundur tentang kehidupan Anna. Mulai dari kisah manis, hangat, tragis, sedih, marah, semuanya ada. Nano-nano deh pokoknya. Terutama kalo udah berhubungan sama Sky. Ngg, anu... kalo saya nggak inget asas-asas perikemanusiaan, rasanya kepengin banget jorokin manusia satu itu ke dasar jurang. Sumpah. saya sampai banting bukunya pas baca percakapan Anna dengan Sky saking gregetannya (buat yang udah baca pasti ngerti). eh, tapi masa pas di akhir cerita, saya sempet kepikiran begini: "Sky kalo dibuat cerita sendiri seru kali, ya? Kayaknya dia punya masa lalu yang nggak begitu menyenangkan." (Ini sebenernya mau marah atau iba sih ke Sky?)
.
Oke, sori OOT. Jadi sepanjang saya baca Represi, emosi saya bener-bener teraduk. Jangan berharap bakal ketemu plot twist semencengangkan Persona karena Represi beda. Nggak ada plot twist di buku ini (atau kalaupun bagi kalian ada, ya tetep nggak semengejutkan Persona). Represi mengajak kita untuk menyelami seluruh masa lalu Anna yang membuat dia ingin bunuh diri. Buku ini mengajarkan kita untuk lebih menerima dan mencintai diri sendiri terlepas dari apa yang sudah terjadi di masa lalu.
.
Sayangnya, penggalian masa lalu Anna membuat saya jadi kurang mengenal latar belakang tokoh-tokoh lain (seperti para sahabat Anna ataupun Sky). Tapi kalo mau begitu, saya sadar bakal butuh halaman yang nggak sedikit. Jadi ya udah, saya puas kok dengan menyelami masa lalu penuh luka Anna.
.
Untuk Kak Fakhrisina, terima kasih telah menciptakan Represi. Semoga buku ini bisa jadi manfaat buat lebih banyak orang. ❤
.
RATING: 4,5/5 !
.
Represi
.
Entah mengapa beberapa minggu lalu ketika melihat postingan seorang bookstagrammer yang membahas novel-novel dengan genre sicklit, judul Represi menyita perhatianku. Awalnya aku mulai menghitung budget untuk membelinya, tapi Alhamdulillah saat cek di aplikasi @ipusnas.id tersedia. Setelah antre beberapa hari, kesempatanku untuk membacanya tiba juga.
.
Novel ini berkisah tentang tokoh Anna, seorang gadis kuliahan yang berniat untuk mengakhiri hidupnya. Bukan hanya berniat, dia sudah melakukannya dan terus ingin melakukannya.
.
Yang membuatnya memutuskan untuk bunuh diri itu, bukanlah sesuatu yang instan. Ada perjalalanan panjang sebelum akhirnya Anna memutuskan untuk menyerah dengan hidupnya. (156)
.
Saat awal-awal membaca aku bertanya-tanya, memang apa masalahnya. Kehidupan Anna seolah-olah baik-baik saja, dia seorang anak tunggal yang menurutku cukup berada, punya banyak sahabat, dan juga sedang kuliah di jurusan yang dia sukai. Namun setelah menjalani beberapa kali konsultasi dengan seorang psikolog, masalahnya keluar satu persatu.
.
Bagi sebagian orang, mengekspresikan diri itu gampang. Tapi bagi sebgian lain nggak. Semua emosi yang harusnya keluar itu akhirnya dipendam ke alam bawah sadar dan tanpa kita sadari menjadi racun yang menyerang kita dari dalam diri kita sendiri. (199)
.
Novel ini cukup mengaduk-aduk perasaanku. Aku mulai berpikir tentang peran diriku sebagai seorang perempuan, sahabat, dan seorang ibu nantinya. Ingin rasanya aku bertanya, apakah kamu benar-benar baik-baik saja? May I hug you?
.
Rasa tidak pantas untuk dimaafkan, tidak berharga, yang dirasakan Anna dan kebetulan sedang aku alami juga membuatku semakin larut dalam jalan ceritanya. Kabar baiknya, kalimat-kalimat tersurat di dalamnya menjawab kegelisahanku. Memang yang menjalani konsultasi adalah Anna, tapi seakan pesan-pesan itu adalah untukku.
.
Kita nggak harus berfokus pada apa yang belum kita capai, kan? Kita selalu punya pilihan untuk melihat apa yang belum kita capai atau bersyukur pada sejauh mana kita telah sampai. (226)
.
Oh ya, setelah baca buku ini aku baru tahu kalau psikiater sama psikologi itu beda
.
#represi
#oneweekonebook
@gerakan_1week1book
Ulasan Vi: 17 sampai epilog
Tujuh bab terkahir ini benar-benar menguras emosi dan pada akhirnya berhasil membuatku terharu apalagi pas bagian itu tuh, si Anna di tinggalkan dengan kata-kata tajamnya doi. Ada juga beberapa kalimat yang membuatku sadar dan terbuka wawasannya.
Represi. Penyelesaian konfliknya kelar sampai tuntas, ngga ngegantung. Dan yang paling aku suka adalah saat si doi muncul dan minta balikan yang aku kira dia sudah sadar, eh ternyata, tetap saja ngeselin. Yah, untungnya tetap di buat ngeselin. Karena kalau di buat jadi baik, aku yang bakalan jatuh cinta sama tokoh itu(kan kan, aneh kan kriteria tokoh kesukaanku)
Intinya, pesan yang ingin disampaikan penulis sudah bisa dipetik sejak bab awal. Jadi, di tujuh bab terkahir ini kita hanya perlu semakin memantapkan hati untuk tidak pacaran. Eh maksudku, untuk bisa menahan diri, menjaga diri, melepaskan apa yang seharusnya dan menjauh dari apa yang semestinya dijauhi. Memaafkan dan move on
Karakter Anna benar-benar membuat pikiran terbuka. Dia juga suka menggambar loh dan pas di suruh menggambar itu aku paling suka:)
Sekian dan terimakasih.
#bookstagram #bookaholic #indonesiamembaca #bibliophile #represi #menurutvhiipi
Represi by Fakhrisina Amalia | GPU Young Adult, Sep 2018, 264hal ~ buku ke-45 yg selesai dibaca di 2018 ♡
.
.
Penggalan blurb :
Tidak ada yg tahu apa yg terjadi pada Anna, hingga pada suatu hari, dia memutuskan utk mengakhiri hidupnya yg ternyata penuh luka.
.
.
Novel kelima dari sang penulisnya ini msh mengangkat tema psikologis. Bagi yg mo baca ada baiknya sedikit cari tahu arti dari represi supaya bisa lebih memahami konflik cerita, dan terutama tentang apa yg dialami oleh tokoh utamanya yg berpotensi bikin pembaca yg belum familiar dgn fenomena psikologis yg bernama Represi ini jadi sebal.
.
Jika dibandingkan dengan karya sang penulis sebelum ini, emosi yg kurasakan dari Represi masih dibawah levelnya Persona. Pertama kali baca Persona aku sampe ngabisin 1pax travel-pack tissue utuh ukuran medium. Sedangkan utk Represi, hanya bikin mewek sekali saat adegan tokoh utama berani mengakui kebenaran kpd kedua ortunya (respon ortunya itu yg bikin duh ...huweee... ) Selebihnya msh bikin nyesek sih tp tdk sampai mewek
.
Pada bab2x awal, jujur aku sempet merasa kecewa krn baik dari segi cerita dan feel, dua2xnya terasa biasa saja. Padahal narasinya banyak menyebutkan keinginan utk mati loh Tp seiring bertambahnya bab cerita, intensitas emosi yg dirasa jg makin meningkat dan terus naik hingga bab akhir yg kemudian ditutup dgn epilog kemunculan pot kaktus - btw aku agak penasaran, itu kaktus udah ditaro lebih dulu gak sih sebelum masuk ke posisi "anytime"-nya itu (takut ketusuk klo msh dipegang2x )
.
Tidak ada twist surprise seperti dalam Persona, tapi untuk konflik menurutku di Represi lebih dalam dan luas ketimbang Persona. Unsur romens juga ada dan menjadi bagian utama dari konflik cerita setelah soal psikologisnya. Point plus lain yg kusuka dari Represi adalah keberadaan karakter sahabat2x tokoh utama yg ikatan persahabatannya sejati dan solid banget
.
.
Ps. Bagi Cat lovers, pasti bakal relate buanget sama salah satu bagian plot dlm ceritanya siapin tisu ya
.
Utk rating jadi 4 karena masa hangoverku cukup 1 hari aja ternyata
.
#represi #fakhrisinaamalia #bukugpu #novelindonesia #bibliophile #bookstagram #maereads2018
Novel di 2019 yang bikin aku kayak orang gila. ——— ❝Yang tersembunyi selalu jauh lebih besar daripada yang kelihatan.❞ - hal. 199
Represi menceritakan tentang Anna, gadis pendiam yang memiliki keinginan untuk mati. Anna benci setiap kali harus melihat bayangan dirinya di cermin. Bahkan beberapa kali ia sempat mencoba bunuh diri.
Hingga suatu hari, Anna diajak menemui seorang psikolog oleh sang ibu. Pertemuan awal memang masih alot, barulah setelah beberapa kali pertemuan, Anna mulai merasa nyaman. Perlahan tapi pasti, Anna mulai memberanikan diri membuka luka lama. Luka yang selama ini ia kubur dalam-dalam.
Lantas apa yang membuat Anna ingin mengakhiri hidupnya? Anna akan bangkit atau mati bersama lukanya?
.
.
❝Kita selalu punya pilihan untuk melihat apa yang belum kita capai atau bersyukur pada sejauh mana kita telah sampai.❞ - hal. 226
Ini novel apa? Kenapa bikin sesek napas? Percayalah, di awal aku kesel sama Anna yang pengen mati Aku mikir, apa sih masalahnya sampe dia ngotot? Dan perlahan tapi pasti, semua itu terungkap dong
Diksi dan cover yang kece menjadi salah satu poin plus. Ditambah, Penulis sangat sukses memainkan emosi dengan sempurna. Terlebih waktu luka Anna terbuka, GILA! AKU LANGSUNG MAKI-MAKI ITU LAKI DONG :) Gak cuma satu laki yang aku maki-maki, dua sekaligus wkwk
Alur yang sedikit lambat di awal bikin geregetan wkwk Aku pingin buru-buru tahu penyebab Anna begitu But, di balik alur yang agak lambat di awal dan alur yang maju-mundur menurutku pas. Aku suka setiap bagian flashback. Tenang, kalian gak akan bingung, karena selalu ada tahun penjelas.
Dan aku sangat iri sama Anna. Dia punya sahabat yang sangat-sangat sayang sama dia. Plis aku mau juga sahabat kaya mereka :') Dan masa aku suka sama Ouji
Banyak banget pelajaran yang bisa dipetik, salah satunya belajar lebih bersyukur dan mencintai diri sendiri (: Kalian harus baca ini karena aku gak tau mau ngomong apa lagi. Intinya ini terlalu gila. Dan timaaciw untuk Kaka Penulis, Kakak sukses bikin aku maki-maki dua tokoh itu :) Sukses bikin aku takut baca lanjutannya
#Represi #GramediaPustakaUtama #YoungAdult #FakhrisinaAmalia